Etro Metrojaya

Etro Metrojaya
Penulis

Rabu, 24 Mei 2017

PUTAK JAKONOI

Etrometrojaya.com – Putak Jakonoi adalah nama salah satu anyaman tikar suku Dayak Kalimantan Tengah. Putak artinya busa air sungai. Jakonoi adalah nama sebuah sungai yang terletak di daerah Barito Kalteng.
Tikar anyaman Putak Jakonoi ini saya tanya di pasar harganya sekitar Rp.3 jutaan.
Tikar ini juga biasanya dapat digunakan saat acara pertunangan atau pun pernikahan suku Dayak Kalteng.
Berikut foto tikar anyaman yang bernama Putak Jakonoi. Tikar ini dibuat oleh ibu saya sendiri.




Dua foto yang terakhir adalah foto tikar dari berbagai anyaman, salah satu anyamannya ada putak jakonoi.

Cerita asal mula anyaman Putak Jakonoi adalah sebagai berikut yang tulis berdasarkan cerita ayah dan ibu saya yang sudah tua.

Di sebuah Dukuh/Pemondokan atau Dusun zaman dulu, ada sepasang suami istri yang baru menikah dan masih belum memiliki anak. Seorang perempuan dayak yang cantik dan lelaki dayak yang ganteng gagah berani.


https://www.google.co.id/search?q=gambar+pemuda+dayak+menyumpit&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjmyvmwy4jUAhVCqo8KHZyPAO0Q_AUICigB&biw=1366&bih=623#imgrc=7gBuHEkCh0xPUM:)

Pada suatu hari suaminya berangkat berburu. Sedangkan istrinya tinggal di rumah sendirian. Istrinya yang tinggal di pondok berpikir tentang apa yang akan ia buat hari itu. Lalu ia berpikir ingin menciptakan suatu anyaman tikar dari rotan. Ia duduk di depan pintu dan memandang ke arah sungai, karena pondok suku Dayak zaman dulu hampir semuanya di pinggir sungai dan pintunya menghadap ke sungai. Lalu ia mencoba membuat anyaman meniru busa air sungai (bahasa Dayak adalah Putak). Sungai di Kalteng jika meluap maka akan mengakibatkan air membentuk busa yang banyak biasanya. Sungai meluap dalam bahasa Dayak Ngaju Kalteng adalah suhu. Foto untuk busa air belum bisa saya tampilkan karena saya sudah lama tidak pulang kampung. Dan nanti jika suatu saat saya pulang kampung dan air meluap dan ada busa (putak), akan saya tambahkan disini.

Anyam demi anyam yang dibuat oleh istrinya tersebut dan tampak indah, ia merasa senang dan bahagia dengan hasil karyanya hari itu. Ia tersenyum bahagia.
Sang suami yang pulang berburu dan mendapat hasil buruan seekor babi hutan. Dari kejauhan dari hutan belukar dari seberang sungai ia melihat istrinya senyum sambil duduk di depan pintu rumah. Sang suami cemburu dan berpikir istrinya tersebut sedang selingkuh. Lalu sang suami menyumpit istrinya. Sumpit adalah senjata tradisional dayak yang terbuat dari ulin biasa, dan dengan cara ditiup. Mata sumpit ini berbisa dan siapa pun binatang yang terkena sumpit akan meninggal. Sumpit dalam bahasa Dayak Ngaju Kalteng adalah sipet.

Karena terkena sumpit maka istrinya terjatuh. Sang suami berlari ke arah sang istri dan sempat bertanya: “Kenapa anda tersenyum sendiri, apakah kamu selingkuh?” (selingkuh dalam bahasa dayak ngaju kalteng adalah habandung). Istrinya sempat menjawab: “saya senyum karena saya senang dengan hasil anyaman saya yang mencoba membuat anyaman seperti busa air sungai itu”.
Sang suami pun menyesal, tetapi istrinya meninggal tak tertolong.

Demikian cerita asal mula anyaman Putak Jakonoi.
Menurut cerita, anyamannya ini belum selesai, yaitu hanya bagian sebelah saja. Orang lain yang melanjutkan anyamannya. Yaitu seorang yang cerdas memprediksi kelanjutan dari anyaman tersebut.

Tidak ada komentar: