Etrometrojaya.com – Putak
Jakonoi adalah nama salah satu anyaman tikar suku Dayak Kalimantan Tengah.
Putak artinya busa air sungai. Jakonoi adalah nama sebuah sungai yang terletak
di daerah Barito Kalteng.
Tikar anyaman Putak Jakonoi
ini saya tanya di pasar harganya sekitar Rp.3 jutaan.
Tikar ini juga biasanya
dapat digunakan saat acara pertunangan atau pun pernikahan suku Dayak Kalteng.
Berikut foto tikar anyaman
yang bernama Putak Jakonoi. Tikar ini dibuat oleh ibu saya sendiri.
Dua foto yang terakhir adalah foto tikar dari berbagai anyaman, salah satu anyamannya ada putak jakonoi.
Cerita asal mula anyaman
Putak Jakonoi adalah sebagai berikut yang tulis berdasarkan cerita ayah dan ibu
saya yang sudah tua.
Di sebuah Dukuh/Pemondokan
atau Dusun zaman dulu, ada sepasang suami istri yang baru menikah dan masih
belum memiliki anak. Seorang perempuan dayak yang cantik dan lelaki dayak yang
ganteng gagah berani.
Foto ilustrasi (sumber foto: https://www.google.co.id/search?q=gambar+rumah+dayak+zaman+dulu+di+pinggir+sungai&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi8grjHyYjUAhXHvY8KHbSrDY8Q_AUICigB&biw=1366&bih=672#imgrc=hfWyC3_vEKBZsM:
https://www.google.co.id/search?q=gambar+pemuda+dayak+menyumpit&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjmyvmwy4jUAhVCqo8KHZyPAO0Q_AUICigB&biw=1366&bih=623#imgrc=7gBuHEkCh0xPUM:)
Pada suatu hari suaminya berangkat berburu. Sedangkan istrinya
tinggal di rumah sendirian. Istrinya yang tinggal di pondok berpikir tentang
apa yang akan ia buat hari itu. Lalu ia berpikir ingin menciptakan suatu
anyaman tikar dari rotan. Ia duduk di depan pintu dan memandang ke arah sungai,
karena pondok suku Dayak zaman dulu hampir semuanya di pinggir sungai dan
pintunya menghadap ke sungai. Lalu ia mencoba membuat anyaman meniru busa air
sungai (bahasa Dayak adalah Putak). Sungai di Kalteng jika meluap maka akan
mengakibatkan air membentuk busa yang banyak biasanya. Sungai meluap dalam
bahasa Dayak Ngaju Kalteng adalah suhu. Foto untuk busa air belum bisa saya
tampilkan karena saya sudah lama tidak pulang kampung. Dan nanti jika suatu
saat saya pulang kampung dan air meluap dan ada busa (putak), akan saya
tambahkan disini.
Anyam demi anyam yang dibuat
oleh istrinya tersebut dan tampak indah, ia merasa senang dan bahagia dengan
hasil karyanya hari itu. Ia tersenyum bahagia.
Sang suami yang pulang
berburu dan mendapat hasil buruan seekor babi hutan. Dari kejauhan dari hutan
belukar dari seberang sungai ia melihat istrinya senyum sambil duduk di depan pintu rumah. Sang suami cemburu dan berpikir istrinya tersebut sedang selingkuh. Lalu sang suami menyumpit
istrinya. Sumpit adalah senjata tradisional dayak yang terbuat dari ulin biasa,
dan dengan cara ditiup. Mata sumpit ini berbisa dan siapa pun binatang yang
terkena sumpit akan meninggal. Sumpit dalam bahasa Dayak Ngaju Kalteng adalah sipet.
Foto ilustrasi (sumber foto: https://www.google.co.id/search?q=lelaki+dayak+kalteng+yang+ganteng&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjw3_eBzIjUAhUIKo8KHXe6CQAQ_AUICigB&biw=1366&bih=623#imgrc=lpTH5Qe2GhJN1M:)
Karena terkena sumpit maka
istrinya terjatuh. Sang suami berlari ke arah sang istri dan sempat bertanya: “Kenapa
anda tersenyum sendiri, apakah kamu selingkuh?” (selingkuh dalam bahasa dayak
ngaju kalteng adalah habandung). Istrinya sempat menjawab: “saya senyum karena
saya senang dengan hasil anyaman saya yang mencoba membuat anyaman seperti busa
air sungai itu”.
Sang suami pun menyesal, tetapi
istrinya meninggal tak tertolong.
Demikian cerita asal mula
anyaman Putak Jakonoi.
Menurut cerita, anyamannya ini belum selesai, yaitu hanya bagian sebelah
saja. Orang lain yang melanjutkan anyamannya. Yaitu seorang yang cerdas
memprediksi kelanjutan dari anyaman tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar